BeritaPrima.com, Medan – Kasus kebocoran soal dan kunci jawaban ujian nasional (UN) 2016 jenjang SMA/SMK kembali terjadi. Bahkan di Medan dan Deliserdang, Sumatera Utara (Sumut), pembuatan hingga peredaran kunci jawaban tersebut sudah sangat sistematis dan terorganisasi baik.
Sumber yang tidak ingin disebutkan identitasnya menjelaskan, seminggu sebelum UN 2016 dilaksanakan, puluhan sekolah di subrayon mengadakan rapat membahas UN. “Mereka juga membahas sistem pembobolan soal UN 2016,” ujarnya.
Setelah itu, puluhan sekolah yang bersengkongkol tersebut sepakat untuk membobol soal UN 2016 yang merupakan dokumen rahasia Negara. Namun, setelah dicuri, dibutuhkan orang-orang yang memiliki kompetensi di bidangnya untuk menjawab soal tersebut.
“Maka persekongkolan tersebut juga mengajak pihak bimbel untuk bergabung. Mereka kemudian membahas soal UN 2016 hingga tersusunlah kunci jawaban yang siap disebarkan ke murid SMK atau SMA,” imbuhnya.
Tentunya dibutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk menciptakan kunci jawaban UN 2016 tersebut. Menurut sumber, di subrayonnya, kordinator persekongkolan menetapkan biaya Rp8 juta per sekolah untuk pembuatan kunci jawaban UN tersebut.
“Kalau dikerjakan guru sekolah, nilainya bisa anjlok. Makanya kami pakai tim sukses biar nilainya tinggi,” tutur sang sumber.
Dari pemaparannya, terlihat ada beberapa tim yang bekerja sama demi menyukseskan pembuatan kunci jawaban UN 2016. Perwakilan sekolah di sub rayon, ujar sumber, bersekongkol mencuri soal untuk dibahas. Kemudian, tim bimbel mengerjakan soal dan menyusun kunci jawabannya.
“Kami bayar dari bimbel. Untuk soal UN jenjang SMK, sulit mencari kunci jawabannya, harus dibahas. Sedangkan SMA dan SMP, sudah bertebar kunci jawabannya, tinggal beli tanpa perlu membobol soal,” ujar wakil kepala sekolah SMK yang memberikan salinan soal dan kunci jawaban UN 2016. (dik)