BeritaPrima.com, Singaparna – Pergerakan tanah yang terjadi pada Sabtu, (19/3/2016) merusak sekitar 21 rumah dan dua tempat ibadah di Desa Purwasari, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya.
Pergerakan tanah akibat tingginya intensitas hujan pada Jumat 18 Maret 2016, juga mengancam belasan rumah di dua kampung yakni di Tanjungjaya dan Awi Tengah.
Tim reaksi cepat Badan Penanggulan Bencana Daerah Kabupaten Tasikmalaya mencatat, pergerakan tanah yang menyebabkan keretakan pada rumah paling banyak terjadi di Kampung Tanjungjaya, Desa Purwasari. Sebanyak 16 rumah dilaporkan mengalami keretakan, dan dua keluarga sempat dievakuasi karena rumah terkena longsor akibat pergerakan tanah.
Berdasarkan pantauan di lokasi, kerusakan akibat pergerakan tanah bervariasi. Mulai dari keretakan ringan di bagian lantai dan dinding, hingga fondasi rumah amblas akibat tanah yang labil akibat tergerus hujan. Pergerakan tanah juga mengakibatkan jalan di Kampung Awitengah rusak.
Salah seorang korban terdampak pergeseran tanah, Jajang (41), warga RT 5 RW 4, Kampung Awi Tengah mengatakan, rumahnya yang berbentuk panggung sempat miring karena peyangganya nyaris bergeser. Beruntung pergeseran tersebut segera diketahui sehingga ia langsung memperbaiki pergeseran penyangga rumahnya.
“Tanahnya labil, jadi peyangganya sempat doyong. Itu lihat saja, ada keretakan bahkan mengakibatkan lubang menganga di bawah rumah dengan kedalaman 3 meter,” tutur Jajang saat dijumpai di rumahnya.
Jajang mengaku khawatir dengan kondisi tanah di daerahnya yang terus bergerak. Bahkan, akibat pergerakan tanah, ia harus mendongkrak bagian penyangga sedikitnya empat kali dalam setahun. “Khawatir tiba-tiba amblas saja rumahnya. Saya harap ada solusi bagaimana baiknya mengatasinya,” ucap Jajang.
Hal serupa juga diungkapkan warga lainnya, Ai (40), warga Kampung Awi Jeruk Amis, RT 4, RW 5. Rumahnya mengalami keretakan terus menerus akibat pergerakan tanah. Jika intensitas hujan meninggi, kondisi tanah labil sehingga penyangga rumahnya bergeser.
“Ini retaknya perlahan tapi pasti. Kami juga tidak tahu sampai kapan keretakan ini akan terjadi,” kata Ai, Sabtu (19/3/2016).
Sementara itu, Ketua Koordinator Tim reaksi cepat BPBD Kabupaten Tasikmalaya Adi Gita Nugra saat dijumpai di lokasi mengungkapkan, pergerakan tanah yang terjadi di Desa Purwasari hanya berupa rayapan.
Menurut dia, kontur tanah di Kampung Tanjungjaya dan Awitengah memang labil. Dia pun mengimbau masyarakat setempat untuk tidak panik namun tetap meningkatkan kewaspadaan terlebih saat hujan tiba. (ren)